Search Blog

Translate

SPONSOR

Thursday, December 1, 2016

BIOGRAFI IMAM ABU DAWUD

By: Andi Agus Mumang, SKM
Beliau bernama asli Sulaiman bin Al Asy’as bin Ishak bin Basyir bin Syaddad bin Amar Al adzi As Sijistani. Beliau adalah seorang yang ahli dalam bidang hadist. Beliau lahir pada tahun 202 H di Sijistan. Sejak kecil beliau dikenal sangat mencintai ilmu dan senang bergaul dengan para ulama. Ketika memasuki usia remaja, beliau melakukan pengembaran meninggalkan tanah kelahirannya untuk menimbah ilmu diberbagai Negara dan bisa bermulazamah dengan banyak ulama dunia. Beberapa Negara yang beliau datangi diantaranya adalah Hijaz, Syam, Mesir, Iraq dan Khurasan. Beliau pun berulang kali mengunjungi kota Baghdad yang dikenal sebagai pusat ilmu untuk mengumpulkan hadist-hadist Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau juga pada saat itu telah aktif mengajar sebagai guru hadist dan juga fiqh. Bahan ajar yang beliau ajarkan berasal dari kitab yang beliau tulis sendiri.

Guru dan Murid Imam Abu Dawud 

Guru tempat beliau menimba ilmu sangat banyak. Diantaranya yang paling terkenal sebagai guru utama dari beliau adalah Imam Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal. Selain itu, beliau juga berguru kepada Imam Bukhari dan Imam Muslim. Guru beliau yang lainnya adalah Utsman bin Abi Syaibah, Utaibah bin said. Beliau juga memiliki guru khusus bernama Abu Walid At-Toyalisi.
Selain guru, beliau tentunya juga memiliki murid. Diantara murid-murid beliau yang terkenal adalah Abu Isa At-Tirmidzi, Abu Abdurrahman An-nasa’i. Kedua muridnya ini kelak juga menjadi tokoh hadist yang penting melalui karya-karya keduanya yang luar biasa dalam sejarah ilmu hadist. Murid yang lainnya adalah putra beliau sendiri bernama Abu Bakr bin Abu Dawud (kun’yah: Abdullah).

Sifat dan Kepribadian Imam Abu Dawud

Beliau rahimahullah memiliki sifat dan kepribadian sebagai ahli ibadah dan sangat menjaga kesucian dirinya. Beliau pun seorang yang sangat sholeh dan wara’. Bahkan sebagian ulama berkata bahwa Imam Abu Dawud sangat mirip watak dan sifatnya dengan Imam Ahmad. Adapun Imam Ahmad sangat mirip dengan waqi. Waqi sangat mirip dengan Sufyan bin At-sauri. Sufyan sangat mirip dengan Mansur. Adapun Mansur sangat mirip dengan Ibrahim. Ibrahim sangat mirip dengan Al qama. Sedang Al qama sangat mirip dengan Ibnu Mas’ud. Adapun Ibnu Mas’ud sangat mirip dengan Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau pun punya cerita tersendiri dalam berpakaian. Abu Dawud punya baju yang lengan kiri dan kanannya berbeda, satunya sangat lebar dan satunya lagi sangat kecil. Lengan kanannya sengaja dibuat lebar agar beliau bisa menyimpan kitabnya dan melindunginya sewaktu membawanya. Adapun, yang lengan kiri dibuat dengan ukuran yang kecil dengan alasan tidak perlu untuk dilebarkan. Melebarkannya menurut beliau adalah boros kain.

Pujian Ulama terhadap Imam Abu Dawud

Pujian ulama pada beliau sangat banyak. Diantaranya beliau dipuji sebagai seorang ahli hadist, paham hadist dan paham pula terhadap kecacatan suatu hadist. Berkata seorang perawi hadist Musa bin Harun bahwasanya “Abu Dawud diciptakan untuk hadist dan diakhirat adalah surga untuknya". Dalam penyusunan kitab hadist beliau, beliau pun menuai pujian dari seorang ulama dengan berkata : “Sesungguhnya hadist telah dilunakkan bagi abu dawud, sebagaimana dilunakkannya besi bagi Nabi Daud as.” Bahkan berkata seorang ulama ahli fiqh dari mahzab hanbali bahwasanya “Abu dawud adalah seorang ulama yang sangat terkemuka di zamannya, menguasai beberapa bidang ilmu, dan tidak seorang pun yang menandinginya dimasa beliau."
Adapun terkait mahzab fiqih beliau, para ulama berbeda pendapat terkait hal ini. Berkata Abu Ishak Asy-syirazi berkata bahwa abu dawud kedalam mahzab hanbali. Hal ini dikerenakan alasan guru beliau yang paling dekat dengan beliau adalah imam ahmad bin hanbal. Adapula yang mengatakan beliau bermahzab syafi’iyyah. Sebagian ulama lainnya mengatakan bahwa beliau tidak memiliki mahzab melainkan seorang mujtahid sendiri.

Kisah :

Sikap Abu Dawud yang memuliakan ilmu dan ulama ini dapat diketahui dari kisah yang diceritakan oleh Imam al-Khattabi dari Abu Bakar bin Jabir, pembantu Abu Dawud. Dia berkata: "Aku bersama Abu Dawud tinggal di Bagdad. Di suatu saat, ketika kami usai melakukan shalat magrib, tiba-tiba pintu rumah diketuk orang, lalu kubuka pintu dan seorang pelayan melaporkan bahwa Amir Abu Ahmad al-Muwaffaq minta ijin untuk masuk. Kemudian aku memberitahu Abu Dawud dan ia pun mengijinkan, lalu Amir duduk. Kemudian Abu Dawud bertanya: "Apa yang mendorong Amir ke sini?" Amir pun menjawab "Ada tiga kepentingan". "Kepentingan apa?" Tanya Abu Dawud. Amir mengatakan: "Sebaiknya anda tinggal di Basrah, supaya para pelajar dari seluruh dunia belajar kepadamu. Dengan demikian kota Basrah akan makmur lagi. Karena Basrah telah hancur dan ditinggalkan orang akibat tragedi Zenji."


Abu Dawud berkata: "itu yang pertama, lalu apa yang kedua?" Amir menjawab: "Hendaknya anda mau mengajarkan sunan kepada anak-anakku." "Yang ketiga?" tanya Abu Dawud. "Hendaklah anda membuat majlis tersendiri untuk mengajarkan hadits kepada keluarga khalifah, sebab mereka enggan duduk bersama orang umum." Abu Dawud menjawab: "Permintaan ketiga tidak bisa kukabulkan. Sebab derajat manusia itu, baik pejabat terhormat maupun rakyat jelata, dalam menuntut ilmu dipandang sama." Ibnu Jabir menjelaskan: "Sejak itu putra-putra khalifah menghadiri majlis taklim, duduk bersama orang umum, dengan diberi tirai pemisah".


Hikmah :



Begitulah seharusnya, ulama tidak mendatangi raja atau penguasa, tetapi merekalah yang harus mengunjungi ulama. Itulah kesamaan derajat dalam mencari ilmu pengetahuan.


Sunan Abu Dawud

Beliau menuliskan kitab hadist yang dikenal dengan nama sunan abu dawud. Kitab sunan ini berisi tentang hadist-hadist yang terkait hukum fiqh. Beliau mengumpulkan hadist-hadist yang derajatnya shohih/hasan dalam kitabnya. Adapun ketika hadist tersebut dhoif beliau jelaskan. Namun, ketika hadist tersebut beliau diamkan maka hadist tersebut boleh dijadikan hujjah. Adapun jumlah hadist dalam kitab sunan beliau sejumlah 4800 hadist. Syarah sunan abu dawud yang terkenal adalah Ma’alimu Sunan, Ainul Ma’bud ala Sunan Abu Dawud. Adapun muktasar dari kitab beliau yang terkenal adalah Muktasar Al-Mundziri yang kemudian diperbaiki oleh Imam Ibnu Qoyyim Al Jauziah dan juga disyarah oleh beliau.

Imam abu dawud wafat pada 16 syawal 275 H.

No comments:

Post a Comment

Popular Posts