MENANGIS adalah bahasa manusia
untuk mengungkapkan perasaan emosinya. Emosi itu bisa berupa marah, takut,
kecewa, sedih, atau bahagia. Islam memandang tangisan sebagai tanda bagi
manusia beriman dan berilmu yang kagum kepada keagungan Tuhannya, yang takut
akan azab-Nya, yang menyesali kesalahannya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apanila
al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil
bersujud, dan mereka berkata: “Mahasuci Tuhan kami ; Sesungguhnya janji Tuhan
kami pasti dipenuhi. Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan
mereka bertambah khusyu’ “ (QS Al Isra : 107-109)
Menurut ayat ini, manusia yang
dikarunai ilmu (ahli kitab yang beriman) akan menangis bila dibacakan kepada
mereka ayat-ayat Al-Qur’an, maka hati mereka bergetar dan menangis. Mereka berkata,
“Ini adalah yang disebutkan dalam Taurat.” Jika para ulama ahli kitab menangis
ketika mendengar ayat-ayat al-Qur’an, maka apa yang terjadi bila yang mendengar
ayat-ayat tersebut adalah kaum muslimin?
Ketika diturunkan dari Surga, Nabi Adam as menangis dan meratap kepada Allah : “Ya Tuhan kami, kami telah
menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami, maka kami
benar-benar akan menjadi kaum yang merugi.”
Menurut Imam Al-Qurtubhi,
menangis bisa menjadi tanda bagi ketakutan atau kerinduan seorang hamba kepada
Tuhannya. Hamba menangis karena takut kepada Allah ketika Dia menunjukkan
keagungan-Nya. Hamba menangis karena rindu, apabila ia mendengar keindahan
sifat Allah. Menangis bisa juga digunakan seseorang untuk menutupi
kesalahannya. Tangisan dengan motivasi seperti ini pernah dilakukan oleh
putra-putra Nabi Ya’kub.
“Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis”
(QS Yusuf : 16)
Para putra Nabi Ya’kub ini
menangis dihadapan ayah mereka untuk menunjukkan bahwa mereka sedih dengan peristiwa yang menimpa saudara mereka, Yusuf. Dengan demikian, mereka berharap
kejahatan mereka kepada Yusuf tidak diketahui oleh ayah mereka.*
Sumber : Saat-saat Rasulullah saw Menangis, by Sa'ad Yusuf Abu Aziz
No comments:
Post a Comment