Search Blog

Translate

SPONSOR

Monday, December 12, 2016

PELAYANAN BERBASIS BUKTI : EVIDENCE BASE MEDICINE (EBM)


By: Andi Agus Mumang, SKM
Profesor David Sackett menyatakan bahwa prinsip pelayanan kesehatan modern dalah pelayanan yang berbasis bukti. Beliau memberi contoh dalam bidang kedokteran, bahwa dalam pelayanan bidan kedokteran dilakukan dengan penetapan diagnosis berbasis gejala dan tanda (sign dan  symptom). Penetapan diagnosis berbasis gejala dan tanda (sign dan  symptom) inilah yang dikenal sebagai bentuk Evidence Base Medicine (EBM) dalam bidang kedokteran. Dalam penerapannya, EBM umumnya selalu berorientasi pada pelayanan berbasis pasien.

Namun, perlu dipahami bahwa EBM juga bisa diterapkan dalam bidang kesehatan yang lain terutama bidang kesehatan masyarakat. Dalam melakukan diagnosis komunitas juga diperlukan diagnosis berbasis bukti. Dalam ilmu Epidemiologi lebih dikenal dengan istilah Evidence Base Epidemiology. Pelayanan kesehatan berbasis komunitas berbasis bukti menjadikan pelayanan kesehatan masyarakat semakin lebih baik dan tepat sasaran. Mengingata bahwa dengan adanya EBM akan menjadikan akurasi diagnosis akan menjadi lebih tepat.

Dalam pelayanan berbasis bukti ini mencakup beberapa aspek diantaranya sebagai berikut:
  • Sistematik Kasus (systematic riview) merupakan aspek dalam pelayanan kesehatan berbasis bukti yang mempertimbangkan komponen-komponen  berupa kriteria inklusif, sensivitas, metode seleksi dan validitas dalam suatu studi kasus agar dapat diterima dan representatif. Berikut dijelaskan istilah-istilah terhadap komponen tersebut disini.
  • Sistematik Kontrol merupakan aspek EBM yang mempertimbangkan keterpaparan kasus (exposure) terhadap hasil (outcome) dengan komponen-komponen penting diantaranya randomisasi, karakteristik kelompok, drop out rate (DOR), intensitas treat, blinding, besar sampel dan hasil yang diharapkan. Berikut dijelaskan istilah-istilah terhadap komponen tersebut disini.

No comments:

Post a Comment

Popular Posts