By: Andi Agus Mumang, S.KM
Manusia hidup dikehidupan dunia
yang tak selalu bisa mengerti apa yang menjadi keinginannya. Terkadang saat ia
memimpikan kebaikan dan keburuntungan menyapa dirinya, justru kenyataan pahit
yang menghampirinya. Dunia seolah bungkam dengan mimpi-mimpi yang dibuatnya.
Itulah kehidupan dunia. Manusia tidak pernah akan puas bersanding dengan dunia.
Dunia pun tak akan selalu bisa menuruti apa yang menjadi kehendakmu. Kadang ia
menurutimu, namun tak jarang juga menghianatimu. Manusia selalu dibuat silau
oleh dunia, hingga pandangan mata dan hatinya menjadi buta. Terhipnotis jauh
kedalam dan pada akhirnya membiarkan kehidupannya menjadi bayang-bayang dunia. Hari
ini dunia membuatmu tersenyum bahagia, tertawa terbahak. Namun, tunggulah esok.
Dunia tak segan membuatmu tersungkur dalam kesedihan, berderai tangis dan
kehilangan semangat hidupmu.
Lantas masihkah kita sebagai
manusia berbangga akan dunia?
Lantas masihkah kita sebagai
manusia terbuai oleh rayuan gombal dunia?
Lantas masihkah kita sebagai
manusia sujud menghamba kepada dunia?
Tengoklah dunia mu, apa yang
sangat kau banggakan pada kehidupan duniamu? Sebegitu percayakah dirimu
padanya, terlena dan terbuai hingga engkau tak mampu lagi mengenal kepahitan akibat
dunia yang menghianatimu? Mengapa manusia begitu cinta kepada dunia hingga
mudah memaafkan kesalahan-kesalahan dunia. Hingga manusia tak lagi peduli pada
dirinya yang telah rusak dan hancur demi mempertahankan pembelaannya pada
dunia. Penghianatan dunia akan menjadi lebih besar suatu saat nanti. Olehnya,
jangan engkau mengeraskan hatimu untuk mencintainya. Hingga nasihat-nasihat
dari sang pemberi kalam (Kalam Ilahi) tak lagi engkau hiraukan. Keras hatimu
bagai batu, bahkan lebih keras daripada batu sungguhan.
Sadarlah, wahai manusia. Dunia
bukanlah keabadiaan bagi kehidupanmu. Sungguh, dunia hanya akan banyak melalaikanmu
sampai pada akhirnya dunia akan menghianatimu. Janganlah engkau silau oleh
cahaya dunia, karena silaunya hanya membuat hatimu beku, pandanganmu kabur, dan
mimpi-mimpimu sirna. Sekali lagi, dunia hanya akan membuatmu menyesal
dikemudian hari.
Kemanakah cinta yang dunia
janjikan kepadamu?
Kemanakah kesetiaan yang dunia
ikrarkan kepadamu?
Kemanakah kebahagiaan yang dunia
iming-imingkan kepadamu?
Kemanakah keabadiaan yang dunia
kekalkan padamu?
Sekali lagi, semua hanyalah ilusi
fatomorgana. Dunia tak kan mampu memberi manusia semua itu. Pada kenyataannya,
manusia hanya akan berangan-angan tanpa pernah melihat wujud aslinya. Ketika manusia
tersadar, Dunia saat itu telah jauh meninggalkannya, pergi tanpa meninggalkan
bekas. Itulah penghianatan dunia. Dan semua manusia yang ambisinya hanya pada
dunia akan menemui kenyataan bahwa dunia tak pernah mencintainya, tak pernah
setia padanya, tak pernah membahagiakannya dan tak akan pernah memberinya
keabadian.
Lantas masihkah kita sebagai
manusia berbangga akan dunia?
Lantas masihkah kita sebagai
manusia terbuai oleh rayuan gombal dunia?
Lantas masihkah kita sebagai
manusia sujud menghamba kepada dunia?
Dunia hanya akan mengambil semuanya dari Manusia, hingga manusia hanya akan mengais puing-puing dirinya yang tercampakkan oleh ambisinya yang tak kan pernah terwujudkan. Demikianlah dunia menghianati para pecintanya.
No comments:
Post a Comment