By: Andi Agus Mumang, S.KM
AL-QUR’AN : KEUTAMAAN MEMPELAJARI
DAN MENGAJARKANNYA
Sudah sangat jelas dan terang
kepada kita kaum muslimin bahwasanya Al-Qur’an memiliki begitu banyak
keutamaaan. Keutamaan tersebut tidak hanya didapatkan ketika membacanya namun
juga ketika mempelajari bahkan sampai ketika mengajarkannya. Inilah bentuk motivasi
yang diberikan oleh Allah dan Rasul-Nya kepada kita sebagai seorang muslim untuk
selalu dekat dengan Al-Qur’an (menjadi sahabat Al-Qur’an) salah satunya adalah
dengan mempelajari dan juga mengajarkannya. Berikut ini diantara keutamaan
mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya :
Sebaik-baik Manusia adalah seorang pelajar dan pengajar Al-Qur’an
Dari sahabat yang mulia, Ustman
bin Affan radhiyallahu anhu, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda dalam sebuah hadistnya :
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”
(HR Bukhari no. 5027, Abu Dawud no.1452)
Seorang Pengajar Al-Qur’an akan mendapatkan Pahala dari apa yang
diajarkannya
Dalam kitab As-Silsilah ash-shahihah no. 1335, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa mengajarkan satu ayat dari Kitab Allah azza wa jalla, maka
baginya pahala selama ayat itu dibaca”
Mendapatkan kedudukan yang Agung
Al-Muzani rahimahullah pernah mendengar perkataan imam asy-syafi’i rahimahullah, bahwasanya:
“Barangsiapa yang mempelajari Al-Qur’an, maka menjadi agunglah
kedudukannya” (Lihat Kitab Nuzhatul
Fudhala II/734).
Sebuah kisah dari seorang Tabi’in :
Ia bernama Abu Abdurrahman
As-Sulami, beliau belajar Al-Qur’an dengan sungguh-sungguh kepada para sahabat
diantaranya Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan Abdullah bin Mas’ud. Setelah
itu, beliau menyibukkan dirinya untuk mengajarkannya kepada manusia selama 40
tahun di Mesjid Kuffah. Dialah tabi’in yang meriwayatkan hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari
sahabat Ustman, seraya berkata : “Hadist inilah yang membuatku bertahan duduk
ditempat ini”.
Berkata pula Syaikh Salim bin Ied
al-Hilali hafidzahullah ketika
menjelaskan hadist ustman :
“Pembaca
Al-Qur’an yang tidak berguru tidak akan sanggup membacanya (dengan benar)
karena didalamnya berhubungan dengan tajwid, hokum-hukum dan ilmu-ilmu lainnya.
Semua itu membutuhkan bimbingan seorang guru. Karena itu, beliau (Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam) menganjurkan kita agar mempelajarinya dari ahlinya, dan
menganjurkan orang yang telah mempelajarinya agar mengajarkannya. Tentu saja
hal tersebut sangat bergantung pada orang yang mengajarinya” (Lihat kitab Bahjatun Nadzhirin: Syarh Riyadhish Shalihin
II/226).
Baca sebelumnya :
Baca sebelumnya :
- AL-QUR’AN DAN TAJWID : PENGANTAR 4
- AL-QUR’AN DAN TAJWID : PENGANTAR 3
- AL-QUR’AN DAN TAJWID : PENGANTAR 2
- AL-QUR’AN DAN TAJWID : PENGANTAR 1
No comments:
Post a Comment