Search Blog

Translate

SPONSOR

Thursday, December 15, 2016

AL-QUR’AN DAN TAJWID : PENGANTAR 5


By: Andi Agus Mumang, S.KM

AL-QUR’AN : KEUTAMAAN MEMPELAJARI DAN MENGAJARKANNYA

Sudah sangat jelas dan terang kepada kita kaum muslimin bahwasanya Al-Qur’an memiliki begitu banyak keutamaaan. Keutamaan tersebut tidak hanya didapatkan ketika membacanya namun juga ketika mempelajari bahkan sampai ketika mengajarkannya. Inilah bentuk motivasi yang diberikan oleh Allah dan Rasul-Nya kepada kita sebagai seorang muslim untuk selalu dekat dengan Al-Qur’an (menjadi sahabat Al-Qur’an) salah satunya adalah dengan mempelajari dan juga mengajarkannya. Berikut ini diantara keutamaan mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya :

Sebaik-baik Manusia adalah seorang pelajar dan pengajar Al-Qur’an

Dari sahabat yang mulia, Ustman bin Affan radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadistnya :

Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR Bukhari no. 5027, Abu Dawud no.1452)

Seorang Pengajar Al-Qur’an akan mendapatkan Pahala dari apa yang diajarkannya

Dalam kitab As-Silsilah ash-shahihah no. 1335, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Barangsiapa mengajarkan satu ayat dari Kitab Allah azza wa jalla, maka baginya pahala selama ayat itu dibaca

Mendapatkan kedudukan yang Agung

Al-Muzani rahimahullah pernah mendengar perkataan imam asy-syafi’i rahimahullah, bahwasanya:

Barangsiapa yang mempelajari Al-Qur’an, maka menjadi agunglah kedudukannya” (Lihat Kitab Nuzhatul Fudhala II/734).

Sebuah kisah dari seorang Tabi’in :
Ia bernama Abu Abdurrahman As-Sulami, beliau belajar Al-Qur’an dengan sungguh-sungguh kepada para sahabat diantaranya Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan Abdullah bin Mas’ud. Setelah itu, beliau menyibukkan dirinya untuk mengajarkannya kepada manusia selama 40 tahun di Mesjid Kuffah. Dialah tabi’in yang meriwayatkan hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari sahabat Ustman, seraya berkata : “Hadist inilah yang membuatku bertahan duduk ditempat ini”.

Berkata pula Syaikh Salim bin Ied al-Hilali hafidzahullah ketika menjelaskan hadist ustman :

Pembaca Al-Qur’an yang tidak berguru tidak akan sanggup membacanya (dengan benar) karena didalamnya berhubungan dengan tajwid, hokum-hukum dan ilmu-ilmu lainnya. Semua itu membutuhkan bimbingan seorang guru. Karena itu, beliau (Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) menganjurkan kita agar mempelajarinya dari ahlinya, dan menganjurkan orang yang telah mempelajarinya agar mengajarkannya. Tentu saja hal tersebut sangat bergantung pada orang yang mengajarinya” (Lihat kitab Bahjatun Nadzhirin: Syarh Riyadhish Shalihin II/226).

Baca sebelumnya :



No comments:

Post a Comment

Popular Posts