Search Blog

Translate

SPONSOR

Saturday, December 3, 2016

SEJARAH LAHIRNYA ILMU EPIDEMIOLOGI DAN PERKEMBANGANNYA : EPISODE 1


By : Andi Agus Mumang, S.KM
Awal mula sebelum para tokoh epidemiologi lahir, masyarakat primitif sangat bergantung pada kondisi dan kekuatan alam. Hal ini dikarenakan kerena wawasan mereka yang masih sangat primitif sehingga belum mampu untuk menguak berbagai misteri alam. Segala kejadian (bencana) yang terjadi di kehidupan mereka diyakini karena kesalahan mereka sendiri atau sebab kemarahan para roh leluhur mereka.  Olehnya, mereka selalu berupaya untuk menjadikan agar roh leluhur mereka tidak murka melalui hubungan yang baik terhadap sesama mereka dan terhadap roh leluhur mereka. Mereka juga melakukan penyembahan atau ritual supranatural untuk mendekatkan diri kepada roh leluhur mereka dan menyenangkannya. Hal ini menjadikan peran dukun atau pemilik kekuatan supranatural menjadi dominan pada saat itu dan dianggap pula sebagai tokoh pelindung. Pemahaman mereka mengenai proses terjadinya penyakit dikaitkan dengan sebuah kekuatan supranatural atau dengan kata lain dikenal sebagai teori supranatural (supranatural theory).
Konsep pemikiran seperti ini sangatlah susah untuk ditelaah oleh masyarakat modern saat ini. Alasannya, karena teori ini sulit untuk dibuktikan melalui fakta empiris. Akhirnya muncul seorang penggagas epidemiologi seperti Hipocrates (460-377 SM) yang kemudian dikenal sebagai ahli epidemiologi pertama yang menulis buku “Epidemic I, Epidemic II, dan On Airs, Waters and Places. Dalam bukunya tersebut ia menyatakan :
Whoever wishes to investigate medicine properly, should proceed thus: in the first place to consider the seasons of the year, and what effects each of them produces for they are not all alike, but differ much from themselves in regard to their change. Then the winds, the hot and cold, especially such as are common to all countries, and then such as peculiar to each locality
“”
Hipocrates menyimpulkan bahwa penyakit itu berasal dari banyak faktor diantaranya lingkungan seperti tempat, udara, air dan gaya hidup mendasari sebuah teori penyakit dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang dikenal dengan hipocrates theory. Kemudian Galen (129-199 SM) adalah seorang dokter bedah dari Italia yang menyempurnakan teori hipocrates dengan menambah procatartic factor dan temperament yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Galen menjelaskan procatartic factor merupakan gaya hidup seseorang dan temperament merupakan sifat seorang menyikapi sesuatu objek.
Hipocrates menjelaskan peran tubuh terhadap penyakit karena keseimbangan elemen tubuh itu seperti darah, air, udara dan empedu, namun Galen menuliskan dalam teorinya bahwa sakit disebabkan tidak hanya karena ketidakseimbangan unsur tubuh seperti yang dikatakan oleh Hipocrates. Namun, juga adanya faktor gaya hidup dan sifat pribadi yang mempunyai hubungan terjadinya kerentanan tubuh terhadap penyakit tertentu.
Selang beberapa tahun setelah 2 teori ini muncul, kemudian lahirlah teori baru yang menolak 2 teori tersebut. Teori ini dinamakan miasma theory. Miasma menganggap bahwa penyakit muncul disebabkan oleh air tergenang, angina malam dan udara kotor hasil perut bumi, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Berbagai hal yang tidak masuk terkait teori ini adalah karena penyakit itu dapat diusir melalui bunyi-bunyian seperti lonceng, gong, dll.
Teori ini dipercayai oleh masyarakat dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga para ahli epidemiogi yang hidup di masa tersebut melakukan dan mengembangkan berbagai eksperimen untuk menjawab fakta secara empiric. Diantaranya ada Thomas Sydenham (1624-1689) dengan konsepnya bahwa penularan penyakit disebabkan oleh kontak dengan penyakit. Walaupun demikian, teori ini banyak menuai kontra. Namun, Noah Webster (1758-1843), seorang Ahli Epidemiologi dari Amerika lebih fokus mengkaji faktor lingkungan. Kajian Webster memperoleh titik terang ketika mengamati influenza dan demam kuning. Ia menemukan adanya hubungan antara penyakit tersebut dengan lingkungan. Sehingga hasil penelitiannya dituliskan dalam buku Epidemic and Pestilential Diseases. baca selanjutnya

Bersambung…

Referensi : 

  • Hadisaputro S, Nizar M, Suwando A. 2011.  Epidemiologi Manajerial, Teori dan Aplikasi. Semarang: BP Univesitas Diponegoro Semarang.


No comments:

Post a Comment

Popular Posts