Search Blog

Translate

SPONSOR

Sunday, December 4, 2016

SEJARAH LAHIRNYA ILMU EPIDEMIOLOGI DAN PERKEMBANGANNYA : EPISODE 2

By : Andi Agus Mumang, S.KM
Selanjutnya, adalah teori Kontangion dan Teori Penyakit. Setelah berkembangnya ilmu epidemiologi, mampu untuk memberikan penjelasan terkait teori-teori yang telah ada sebelumnya. Seperti menjelaskan tentang penolakan terhadap Teori Miasma, dan penerimaan terhadap Teori Hipocrates dan Galen. Maka, mulailah dilakukan pendalaman terhadap berbagai temuan Hieronymous Fracastorius (1478-1553), Thomas Sydenham, Webster yang menyatakan bahwa penyakit disebabkan oleh adanya mikroorganisme.

Hieronymous Fracastorius merupakan seorang ahli Epidemiologi berkebangsaan Italia, menyatakan bahwa penyakit ditularkan secara kontak langsung dari orang ke orang. Teori inilah yang dikenal dengan istilah transmission process “contagion” dalam buku aslinya ditulis des res contagiosa. Teori ini didasari oleh pengamatannya tentang penyakit sifilis di Kota Prancis. Selain itu, seorang Direktur Rumah Sakit Hongaria bernama Igmatz Semmelweis (1818-1865) melakukan pengamatan terhadap kejadian demam nifas setelah dioperasi. Ternyata, penyakit tersebut disebakan oleh nosocomial infection akibat adanya kontak, sehingga dokter menganjurkan prosedur cuci tangan sebelum menolong persalinan.

Selanjutnya, pesatnya perkembangan ilmu Epidemiologi, Edward Jenner dengan konsep germ theory. Teori ini bermula dari eksperimen yang dilakukannya pada penyakit cacar di tahun 1700 yang berhasil menemukan vaksin cacar sebagai upaya pencegahan paling efektif virus cacar. Lois Pasteur yang merupakan seorang pakar kimia hidup tahun 1827-1912 menemukan konsep pasteurisasi. Konsep ini dikenalkan ketika mengamati proses fermentasi. Salah satu proses fermentasi yang diamatinya adalah pertumbungan ragi pada anggur. Ketika ragi telah tumbuh pada anggur yang awalnya kecil kemudian banyak, proses tersebut ternyata dimanfaatkan oleh ragi dengan menyerap kandungan gula pada anggur hingga anggur tersebut hancur kemudian menghasilkan limbah berupa alkohol. Ketika peningkatan kadar alkohol menjadi 15%, ragi tersebut mati.  

Selanjutnya, pengamatan dilakukan pula oleh Pasteur pada penyakit cacar, kolera, antraks dan rabies. Tahun 1885, akhirnya beliau menemukan vaksin rabies untuk keperluan dalam pencegahan penyakit rabies. Tokoh berikutnya adalah Robert Koch, penemu basil TB yaitu Mycrobacterium tuberculosis. Awalnya, dia mengembangkan tuberculin untuk keperluan vaksin TB, namun justru menghasilkan test yang menjadi penegakan dalam diagnose TB. baca sebelumnya
Bersambung…


Referensi : 
  • Hadisaputro S, Nizar M, Suwando A. 2011.  Epidemiologi Manajerial, Teori dan Aplikasi. Semarang: BP Univesitas Diponegoro Semarang.



No comments:

Post a Comment

Popular Posts