By : Andi Agus Mumang, S.KM
Seorang Ahli epidemiologi harus
mengetahui secara jelas dan gamblang mengenai faktor risiko suatu
penyakit/masalah kesehatan mulai dari fase terekspos sampai fase penanganan
kasus. Fase tersebut telah dijelaskan berada pada tahapan simpul pertama dalam
simpul manajemen epidemiologi. Dalam tahapan tersebut dilakukan identifikasi
faktor risiko sebagai akar permasalahan lalu kemudian diformulasikan dalam
sebuah pengembangan hipotesis untuk dibuktikan adanya hubungan atau tidak
terhadap kejadian penyakit tersebut.
Metode dalam mengidentifikasi faktor risiko
disajikan dalam desain epidemiologi berupa distribusi dan frekuensi menurut
tempat, orang dan waktu pada setiap simpul epidemiologi. Sehingga akan
mempermudah dalam mengidentifikasi penyebab yang dominan (faktor risiko
dominan). Selanjutnya, dilakukanlah tahapan pengembangan uji hipotesis untuk
memperoleh ada atau tidak adanya keterkaitan antara faktor risiko yang diduga
terhadap kejadian penyakit tersebut (signifikansi faktor risiko).
Sebagai contoh :
Kasus : TB oleh Mycrobacetrium tuberculosis
Dalam kajian
mikrobiologi kedokteran, Mycro.tuberculosis
adalah sebab terkuat terjadinya kasus TB. Seseorang apabila ditemukan basil
tuberkel dalam tubuh (susceptible)
maka orang tersebut terindentifikasi mengalami TB. Hingga pada proses tersebut
dapat berkembang menjadi fase subklinis (adanya perubahan patologis sampai pada
munculnya gejala (symptom)). Hingga
sampai pada kejadian sakit (fase klinis). Semua tahapan tersebut diawali dari
infeksi bakteri TB pada orang tersebut. Di sisi lain, seorang epidemiolog
mencoba mengkaji lebih dalam apakah yang menyebabkan hingga terjadi pajanan
tersebut, dimana dan kapan berlangsungnya pajanan tersebut (prinsip kajian
epidemiologi berdasarkan orang, tempat dan waktu).
Maka inilah yang kemudian
mendorong para epidemiolog untuk melakukan indentifikasi. Dugaan-dugaan yang
memungkinkan terjadinya pajanan penyakit itulah yang disebut sebagai faktor
risiko. Prinsip epidemiologi lainnya yang dipakai bahwa sebab multikausal
adalah sesuatu yang pasti terjadi. Artinya, lahirnya suatu penyakit diikuti
oleh berbagai sebab. Tidak hanya sebab
utama namun juga terdapat sebab pendukung yang mengekori sebab utama. Inilah
yang kemudian dikaji dalam indentifikasi faktor risiko. Pada kasus TB, beberapa
diantara faktor risikonya adalah status gizi dan imun, kepadatan penduduk,
riwayat kontak serumah, kondisi perumahan dan perilaku.
Indentifikasi
faktor risiko dalam fase diagnosis penyakit pun bisa dilakukan. Misalnya, pada
kasus TB, faktor yang terkait dalam diagnosis adalah pemilihan populasi dan
strateginya, pengambilan sputum, pembuatan preparat sampai pada uji
laboraturium. Demikian juga pada fase recovery
(pengobatan/penyembuhan). Hal yang bisa memungkinkan menjadi faktor risiko
adalah kepatuhan berobat, jenis obat, PMO, motivasi dan komitmen petugas, dll.
Inilah hal yang dilakukan oleh seorang
epidemiolog dalam menangani suatu permasalahan kesehatan. Banyak faktor yang
harus dipertimbangkan serta banyak pula faktor yang mesti untuk diindentifikasi
yang tujuannya adalah untuk memperoleh keakuratan terhadap kajian suatu
penyakit atau masalah kesehatan.)
Referensi :
- Hadisaputro S, Nizar M, Suwando A. 2011. Epidemiologi Manajerial, Teori dan Aplikasi. Semarang: BP Univesitas Diponegoro Semarang.
No comments:
Post a Comment