Search Blog

Translate

SPONSOR

Tuesday, December 6, 2016

PRINSIP EPIDEMIOLOGI : IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO ATAU DETERMINAN

By : Andi Agus Mumang, S.KM


Seorang Ahli epidemiologi harus mengetahui secara jelas dan gamblang mengenai faktor risiko suatu penyakit/masalah kesehatan mulai dari fase terekspos sampai fase penanganan kasus. Fase tersebut telah dijelaskan berada pada tahapan simpul pertama dalam simpul manajemen epidemiologi. Dalam tahapan tersebut dilakukan identifikasi faktor risiko sebagai akar permasalahan lalu kemudian diformulasikan dalam sebuah pengembangan hipotesis untuk dibuktikan adanya hubungan atau tidak terhadap kejadian penyakit tersebut. 

Metode dalam mengidentifikasi faktor risiko disajikan dalam desain epidemiologi berupa distribusi dan frekuensi menurut tempat, orang dan waktu pada setiap simpul epidemiologi. Sehingga akan mempermudah dalam mengidentifikasi penyebab yang dominan (faktor risiko dominan). Selanjutnya, dilakukanlah tahapan pengembangan uji hipotesis untuk memperoleh ada atau tidak adanya keterkaitan antara faktor risiko yang diduga terhadap kejadian penyakit tersebut (signifikansi faktor risiko).

Sebagai contoh :

Kasus : TB oleh Mycrobacetrium tuberculosis
Dalam kajian mikrobiologi kedokteran, Mycro.tuberculosis adalah sebab terkuat terjadinya kasus TB. Seseorang apabila ditemukan basil tuberkel dalam tubuh (susceptible) maka orang tersebut terindentifikasi mengalami TB. Hingga pada proses tersebut dapat berkembang menjadi fase subklinis (adanya perubahan patologis sampai pada munculnya gejala (symptom)). Hingga sampai pada kejadian sakit (fase klinis). Semua tahapan tersebut diawali dari infeksi bakteri TB pada orang tersebut. Di sisi lain, seorang epidemiolog mencoba mengkaji lebih dalam apakah yang menyebabkan hingga terjadi pajanan tersebut, dimana dan kapan berlangsungnya pajanan tersebut (prinsip kajian epidemiologi berdasarkan orang, tempat dan waktu). 
Maka inilah yang kemudian mendorong para epidemiolog untuk melakukan indentifikasi. Dugaan-dugaan yang memungkinkan terjadinya pajanan penyakit itulah yang disebut sebagai faktor risiko. Prinsip epidemiologi lainnya yang dipakai bahwa sebab multikausal adalah sesuatu yang pasti terjadi. Artinya, lahirnya suatu penyakit diikuti oleh berbagai sebab.  Tidak hanya sebab utama namun juga terdapat sebab pendukung yang mengekori sebab utama. Inilah yang kemudian dikaji dalam indentifikasi faktor risiko. Pada kasus TB, beberapa diantara faktor risikonya adalah status gizi dan imun, kepadatan penduduk, riwayat kontak serumah, kondisi perumahan dan perilaku.
Indentifikasi faktor risiko dalam fase diagnosis penyakit pun bisa dilakukan. Misalnya, pada kasus TB, faktor yang terkait dalam diagnosis adalah pemilihan populasi dan strateginya, pengambilan sputum, pembuatan preparat sampai pada uji laboraturium. Demikian juga pada fase recovery (pengobatan/penyembuhan). Hal yang bisa memungkinkan menjadi faktor risiko adalah kepatuhan berobat, jenis obat, PMO, motivasi dan komitmen petugas, dll.

Inilah hal yang dilakukan oleh seorang epidemiolog dalam menangani suatu permasalahan kesehatan. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan serta banyak pula faktor yang mesti untuk diindentifikasi yang tujuannya adalah untuk memperoleh keakuratan terhadap kajian suatu penyakit atau masalah kesehatan.)


Referensi : 
  • Hadisaputro S, Nizar M, Suwando A. 2011.  Epidemiologi Manajerial, Teori dan Aplikasi. Semarang: BP Univesitas Diponegoro Semarang.

No comments:

Post a Comment

Popular Posts