Search Blog

Translate

SPONSOR

Monday, December 5, 2016

ZUHUD : SEPERTI APAKAH DIA?



by : Andi Agus Mumang, S.KM
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, zuhud adalah :

"tar'qu laa yanfa'u fil akhirati"

artinya : "meninggalkan segala sesuatu yang tidak bermanfaat bagi akhiratnya"

Berkata pula Abu Dzar radiyallahu anhu, salah seorang sahabat Rasullah saw :

"Zuhud itu bukanlah mengharamkan yang halal, akan tetapi ketika ia meyakini apa yang ada ditangan Allah daripada apa yang ada ditangannya. Ataukah engkau lebih mengharapkan pahala dari musibah yang menimpanya dibandingkan dengan kembalinya sesuatu yang hilang darinya."

Selain itu, Zuhud diartikan pula bahwa konsistensi seseorang diatas kebenaran, entahkah ketika ia mendapat pujian atasnya ataupun mendapat celaan atasnya (Imam Al Ghazali)

Imam Hasan Al Bashri rahimahullah berkata : 

"Zuhud adalah ketika melihat orang lain, maka orang tersebut jauh lebih baik darinya"

artinya : Ia tidak pernah memandang dirinya sebagai orang yang telah sempurna atau jauh lebih baik dari orang lain sehingga ia memandang sebelah mata kepada orang lain ataukah meremehkannya. Orang yang zuhud selalu memandang bahwa dirinya tidak luput dari kekurangan, sehingga ia pun enggan untuk berlaku sombong/angkuh kepada orang lain.

Lantas, Bagaimana seseorang bisa Zuhud?

Ibnu Qayyim Al Jauziah menjelaskan bahwa Zuhud itu ada 3 :

  1. Hendaknya seorang muslim mengetahui bahwa dirinya itu hanyalah bayang-bayang atau khayalan yang akan lenyap
  2. Hendaknya seorang muslim mengetahui bahwa dibelakang dunia ada negeri yang lebih baik
  3. Tidak menjadikan  ia terhalang untuk mendapatkan dunia dan adapun semangatnya untuk mengejar dunia maka ia hanya akan mendapatkan dunia pada apa yang ditakdirkan Allah kepadanya
Berkata pula Imam Hasan Al Bashri mengenai 4 kunci Zuhud itu :
  1. Aku tahu bahwa Rezeki-ku tidak akan diambil oleh orang lain, maka hatiku menjadi tenang
  2. Aku tahu bahwa Amalan-ku tidak akan dilaksanakan oleh orang lain, maka aku sibukkan diriku melakukannya
  3. Aku tahu bahwa Allah senantiasa memperhatika-ku, maka aku merasa malu melakukan maksiat kepada-Nya
  4. Aku tahu bahwa kematian senantiasa menunggu-ku, maka aku akan terus menambah amalanku hingga aku ditakdirkan bertemu dengan Allah.
Zuhud dengan apa yang ada pada manusia adalah sebagai berikut :
  1. Tidak suka meminta-minta
  2. Tidak takjub pada apa yang ditampakkan manusia
Tingkatan zuhud, ada 3 yaitu :
  1. Zuhud pada tingkatan terendah adalah zuhud pada perkara dunia, artinya walaupun ia senang pada perkara-perkara keduniaan, namun ia tetap berusaha tidak lalai pada perkara akhiratnya.
  2. Zuhud pada tingkatan pertengahan adalah zuhud dengan meninggalkan perkara keduniaan dalam rangka ketaatan kepada Allah dan mengharap yang lebih kepada-Nya.
  3. Zuhud pada tingkatan tertinggi adalah zuhud yang dimana perkara akhirat adalah sesuatu yang paling penting. Perkara dunia sudah tidak berarti lagi baginya. Artinya, entah dunia datang/tidak kepadanya, baginya itu sudah tidak penting lagi. Hal ini disebabkan oleh ketaatan yang sempurna pada diri seorang hamba.

No comments:

Post a Comment

Popular Posts